Seorang pemuda malas sekali belajar. “Buat apa? Sudah cukup koq. Belajar, tak ada gunanya!”

Suatu  hari, ia bertemu seorang petani sukses. Pertaniannya subur, hasilnya  banyak. Bahkan ia terkenal mencangkok juga membuat perkawinan silang  antar tanaman yang menghasilkan berbagai tanaman baru yang menarik.  “Memangnya bisa begitu?”, tanya pemuda itu. “Tentu saja asal kamu tahu  rahasianya”.

Ketika waktu berlalu. Pemuda itu ternyata  hidupnya miskin. Suatu hari ia bertemu lagi, seorang saudagar yang kaya.  Ia pun bertanya bagaimana ia bisa menjadi kaya seperti dirinya.

“Tentu  saja bisa, asal tahu bagaimana caranya”. Yang paling menyedihkan adalah  orang yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu. Tetapi dengan  bangganya, mereka merasa dirinya sudah tahu. Tak sadar, mereka sedang  menipu dirinya sendiri. Merekapun menutup diri dari proses belajar.

Banyak pula yang gagal, yang tidak sukses, lantas mereka bertanya mengapa kondisinya bisa lebih buruk dari yang lain.
Mereka bingung, tetapi mereka tidak tahu bahwa salah satu sebabnya adalah karena mereka tidak tahu ‘mengapa’-nya.

Ketika  ada seorang yang berhasil dan gagal, pasti ada ‘pengetahuan’ yang  membedakan mereka. Seorang yang gagal mestilah bertanya, ‘apa yang dia  ketahui yang aku tidak miliki’. Hampir segala sesuatu itu memungkinkan,  asal kita tahu caranya. Jadi, ratapi.... Bukan atas apa yang telah  kita ketahui tetapi ratapi apa yang belum kita ketahui !!!


-- clear for photos floats -->